alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Rabu, 14 Januari 2015

SEJARAH  KERAJAAN-KERAJAAN DI NTT
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
 .
Sejarah Kerajaan-kerajaan di Nusa Tenggara Timur, merupakan suatu  lembaga pusat pemerintahan tradisional tempo doeloe, pusat timbulnya kebudayaan dalam bentuk berbagai aturan-aturan hukum tak tertulis, norma-norma, adat istiadat, sumber kekuasaan maupun pelestariannya. Semua itu ditujukan untuk menciptakan keamanan, ketertiban, dan kesejahteraan masyarakat umum. Munculnya kerajaan-kerajaan pada awal sejarahnya adalah mula-mula dari sekumpulan orang-orang seketurunan, sedarah, sekekerabatan, mendiami suatu wilayah tertentu.
  
1.   Pendahuluan

Lama kelamaan warga mereka bertambah banyak sehingga wilayah yang dihuni pun makin bertambah luas. Karena untuk menjamin ketertiban dan kerukunan diantara mereka maupun kemungkinan mempertahankan diri dari serangan  pihak luar, maka dibutuhkan suatu organisasi kemasyarakatan dan aturan-aturan, norma-norma yang dapat menjamin kesejahteraan mereka.

Kemudian  kepala-kepala suku/Maneleo (Rote) masyarakat adat tradisional mulai membentuk suatu organisasi sederhana diantara mereka, lalu memilih seorang atau beberapa orang diantara mereka sebagai pemimpin mereka.
Maka terpilih seorang tokoh yang penuh wibawa, pemberani, terpandang, serta kaya sebagai pemimpin mereka. Dialah yang diangkat menjadi penguasa tunggal yang disebut raja (Rote = Manek=jantan). Raja ini tentu masih saudara, sedarah, seketurunan,  sekekerabatan mereka juga.
Ia yang menguasai sebuah wilayah suku-suku dan anak-anak suku yang jelas  batas-batasnya yang   disebut ” Tanah Hak Ulayat atau Tanah Adat  Suku”. Istilah Ulayat adalah sama dengan pengertian Wilayah. Jadi Tanah Hak Ulayat sama artinya dengan Tanah Hak Wilayah. Tetapi bahasa hukumnya dalam pertanahan umumnya memakai istilah Ulayat.

Mereka ini kemudian disebut penguasa pemerintahan tradisional.
Pengangkatan raja-raja di Nusa Tenggara Timur ada dua macam, yaitu :
pertama : pengangkatan melalui pemilihan, contohnya di pulau Roti dan,
kedua, pengangkatan raja berdasarkan keturunan turun termurun seperti di Timor dan daerah lainnya di NTT.
Kerajaan yang ada umumnya otonom dan berdiri sendiri, layaknya sebuah negara kecil dalam sebuah wilayah. Wilayah kerajaan dibagi-bagi habis dalam beberapa wilayah pemerintahan yang lebih kecil dan diperintah oleh pemerintah yang lebih rendah tingkatannya, dengan tugas dan tanggung jawab yang jelas.
Setelah itu dibuatlah aturan-aturan, norma-norma, yang kemudian di-adatkan dan diberlakukan kepada semua warga, yang harus dilakasanakan, ditaati, demi ketertiban serta kesejahteraan mereka bersama. Tanah-tanah dibagi kepada warganya sebagai sumber kehidupannya, mengatur pembagian air, mengatur keamanan, memperkuat diri dari serangan luar dan lain-lainnya.
Demikianlah gambaran umum terbentuknya pemerintahan tradisional pada awal sejarahnya yang disebut kerajaan dan dipimpin oleh seorang raja, sebagai kepala pemerintahan tradisional  di Nusa Tenggara Timur.

2.   Keadaan Kerajaan-Kerajaan Di NTT Pada Periode l800-an

Pertumbuhan kerajaan di Nusa Tenggara Pada Awal sejarahnya.

Pengetahuan tentang kerajaan-kerajaan di Nusa Tenggara Timur sangat terbatas. Hal ini disebabkan langkanya sumber yang dapat dipergunakan untuk mengungkapkan hal ini. Sumber-sumber tertulis tentang hal itu di wilayah Nusa Tenggara Timur sampai dengan kedatangan bangsa Barat hampir tidak ada.
Hal ini disebabkan karena wilayah Nusa Tenggara Timur yang terdiri dari berbagai suku bangsa tidak mengenal budaya tulisan daerah.
Sedangkan pengaruh Hindu di wilayah ini hampir tidak tampak. Itulah sebabnya prasasti juga tak dikenal di daerah ini, sehingga sumber-sumber sejarah, tergantung dari cerita-cerita rakyat secara turun-temurun, tradisi sastera lisan dan sumber dari luar.

Berita tertulis tertua mengenai daerah di Nusa Tenggara Timur adalah berita Cina yaitu dari suku Cu-Fan-Ahih karya Can-yu-kua, dalam berita ini disebutkan Tiwu (Timor) yang sangat kaya akan kayu cendana telah mengadakan hubungan dengan Kerajaan Kediri (Groeneveldt, 1960).
Walau pun pemberitaan ini kurang  tepat, sebab pada tahun 1225 Kerajaan Kediri sudah runtuh, namun berita ini mempunyai arti penting.

Nusa Tenggara Timur di zaman kuno mempunyai arti penting sebagai produsen kayu cendana yang banyak dibutuhkan dalam dunia perdagangan. Daerah Nusa Tenggara Timur banyak dikunjungi oleh pedagang dari luar, dalam rangka perdagangan kayu cendana, kayu kuning untuk bahan batik di Jawa, asam jawa, lilin lebah, serta hasil bimi lainnya.
Oleh karena itu pertumbuhan kerajaan-kerajaan kuno, erat hubungannya dengan adanya kegiatan perdagangan kayu cendana dan hasil bumi lainnya.
Tempat-tempat yang strategis di pinggir pantai, muara sungai, teluk yang mempunyai kedudukan strategis menjadi pusat-pusat perkembangan.
Daerah-daerah yang letaknya strategis  banyak dikunjungi pedagang dan berkembang sebagai kerajaan-kerajaan kecil.
Di antara tempat-tempat strategis tersebut adalah daerah pulau Solor  (Flores) dan sekitarnya, daerah sekitar Selat Sape di Flores Barat, dua daerah ini merupakan pintu barat, masuk ke wilayah NTT.
Di samping itu daerah Belu Selatan (Timor) juga merupakan tempat muara sungai besar yakni sungai Benain.
Di daerah inilah muncul semacam kerajaan tertua, walaupun sebenarnya kerajaan dalam pengertian seperti di wilayah Indonesia bagian Barat tidak dikenal. Hampir semua raja di Timor mengatakan bahwa nenek moyang mereka berasal dari Belu Selatan atau mempunyai hubungan dengan Belu Selatan.
Sejak kapan timbulnya kerajaan-kerajaan di NTT, sulit diketahui karena terbatasnya sumber yang ada. Kerjaan-kerajaan yang ada dan tersebar luas di beberapa daerah sulit pula diketahui, mulai tumbuh dan perkembangannya.
Di Pulau Timor di kenal kerajaan Wewiku Wehali yang berpusat di Belu Selatan. Kerjaan ini menurut sumber cerita rakyat didirikan oleh pendatang dari luar. Nenek moyang pertama adalah Sina Mutin Malaka.

Adapun kerajaan-kerajaan kecil lainnya yang ada di pulau Timor adalah al  :
1.    Sonbai,
2.    Miomafo,
3.    Biboki,
4.    Insana,
5.    Amanuban,
6.    Amanatun,
7.    Ambenu,
8.    Amfoang,
9.    Amabi,
10. Amarasi,
11. Molo dan
12. Helong.
Pada umumnya kerajaan tersebut adalah kerajaan-kerajaan kecil yang berkembang dari kersatuan-kesatuan genealogis dan mempunyai orientasi serta menyatakan berasal dari Belu Selatan
Mengingat timbulnya kerajaan-kerajaan kuno erat hubungannya dengan perdagangan cendana, maka perkembangan kerajaan-kerajaan ini adalah tidak jauh waktunya dengan perkembangan/perdagangan  cendana.
O.W.Wolters mengemukakan bahwa pada abad ke-3 M, banyak perahu pedagang Indonesia yang membeli cendana langsung di Sumba atau Timor untuk diangkut ke pelabuahn transito di Indonesia sebelah Barat/Sriwijaya dan selanjutnya diteruskan ke India.
Sedangkan perdagangan cendana dengan Cina baru terjadi pada tahun-tahun sesudah abad ke–3. (O.W.Wolters, hal.3).
Tentu timbulnya kerajaan-kerajaan tertua, tidaklah jauh dari waktu-waktu sesudah abad ke- 3 M. Pada tahun 1436 M, Fa Hsin dalam bukunya Hsing Cang Sheng Lan memberitakan bahwa Kehri Timor yang terletak di Sebelah Timur Tiongkalo, gunung-gunungnya ditumbuhi kayu cendana.
Ada 12 pelabuhan yang masing-masing di bawah seorang kepala. (Groenoveldt, hal.116)
Sedangkan kerajaan-kerajaan di daerah lain pada masa kuno adalah Kerajaan
1.    Abui,
2.    Bunga Bali dan Kui di pulau Alor,
3.    Memaseli, Pandai Belanga dan Baranusa di Pantar,
4.    Hendak dan Lamak di Rote.
Catatan penulis :
  • Hendak adalah kerajaan-kerajaan di bagian Barat pulau Rote, sedang
  • Lamak adalah kerajaan-kerajaan di bagian Timur pulau Rote.
Hendak dan Lamak adalah nama gelaran kerajaan tempo doeloe, dapat di baca pada gelaran-gelaran kerajaan di Rote dibawah nanti.

3.   Perkembangan

Seperti telah dikemukakan bahwa kerajaan-kerajaan yang ada di NTT tumbuh dan berkembang dari kesatuan-kesatuan wilayah kecil.
Sebenarnya istilah kerajaan sendiri kurang tepat untuk menyatakan kesatuan ini. Sebab agak berbeda dengan pengertian kerajaan yang ada di wilayah Indonesia bagian Barat.
Kesatuan-kesatuan ini di Dawan (Timor) dikenal dengan sebutan Keamafan  yang dikepalai oleh seorang Amaf seperti ,
  1. Amanuban,
  2. Amanatun,
  3. Amarasi,
  4. Amabi,
  5. Ambenu,
  6. Amfoang.
 Dari beberapa yang amaf kecil, sehingga timbul tingkatan yang lebih tinggi yang
dikepalai Usif.
·         Di daerah Tetun di Belu dikenal istilah Keloroan yang dikepalai seorang Loro. Seperti Loro Banko, Lamaknen, Samrin, Likusaen dan sebagainya.  Dari beberapa Loro ini akhirnya ada yang lebih menonjol dan menguasai Loro-loro yang lain sehingga menjadi Keliurainan yang dikepalai oleh Liu rai-liu rai.
·         Di Manggarai dikenal Kedaluah yang dikepalai kraeng adak (Kuntjaraninggrat, hal.195).
·         Sedang di Rote dikenal Kenisakon atau Nusak yang dikepalai oleh Manek (yang Jantan) dan Feto/Fettor = Saudara Perempuan.
Hubungan antara kerajaan pada masa kuno sangat terbatas.
Hal ini disamping karena faktor letak geografis yang terpisah-pisah dan kerajaan yang ada hanyalah merupakan kerajaan kecil. Keadaan ini mudah timbul persaingan dan pertempuran.

Diperkirakan pada masa kuno ini di Pulau Timor pernah terjadi suatu kesatuan politik yang terdiri dari beberapa kerajaan kecil.
·         Dalam masa ini kesatuan tersebut bernaung di bawah panji-panji Wewiku Wekali yang dikepalai oleh Maromak Oan yang dalam tugasnya dibantu 3 liurai yakni Liurai Sonbai : menguasai Timor bagian barat meliputi daerah dari Miomafo sampai Kupang,
·         Liurai Wekali menguasai Timor Tengah Utara, meliputi daerah Belu, Insana, Bioboki dan sebagian Timor Timur dan Liurai Jikusaen mengenai Timor-Timur (Timor Leste).
·         Dengan demikian suku-suku di Timor Leste adalah “seketurunan” dengan suku-suku di Timor Bagian Barat, khususnys dengan suku Belu (Kabupaten Belu-NTT).
·         Oleh karena itu sebenarnya Timor Leste dan Timur Barat (Indonesia) tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, karena masih memiliki asal yang sama, dan tidak menutup kemungkinan pada suatu saat akan bersatu kembali.
Keterpisahan kedua wilayah yang bersaudara ini sebagai akibat politik penjajahan kolonial Portugis dan Belanda saja.
Terbentuknya Negara Timor Leste  sekarang ini merupakan suatu masa peralihan saja untuk merubah statusnya sebagai satu negara berdaulat yang  memungkinkannya secara politik, berpeluang untuk dapat bergabung kembali dengan saudara-saudara seketurunan dan sekerabatannya di Timor Bagian Barat jika dikehendaki dikemudian hari. Perjalanan sejarahlah yang menentukannya kelak. 
Di bawah dari Liurai ini terdapat loro-loro. Misalnya Liurai Wekali wilayahnya meliputi loro Wewaku, Hetimuk, Darmia, Lalikun, Fealaran.

4.   Kepemimpinan dan pengaturan

Dalam jaman kuno struktur kepemimpinan kerajaan dan pengaturannya agak bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya.
·         Di Abui sebagai pimpinan yang tertinggi disebut Lur (raja).
·         Dalam menjalankan kekuasaannya ia dibantu oleh Sikimora yang bertindak sebagai panglima.
·         Di samping itu terdapat juga petugas hakim yang di sebut Kankal, pemimpin upacara disebut Adeng dan rakyat sebagai lapisan bawah disebut serang.
·         Untuk kerajaan Memaseli struktur pemerintahan adalah raka (rajang) yang dibantu oleh seorang juru bicara (Tawaka) dan panglima Lamuli.
·         Di bawah pejabat ini terdapat petugas ukur (hakim adat marang = petugas upacara) dan tingkat terendah adalah rakyat (serang).
·         Untuk struktur pemerintahan yang berbentuk loro di daerah Tetun adalah Loro sebagai tingkat pengusa tertinggi di daerah keloroan.
·         Di bawah loro terdapat petugas yang disebut : Ferik Kaluas (Ina-Ama = tua-tua adat) yang berfungsi sebagai pembantu loro, yang tugasnya antara lain menjalankan pemerintahan atas nama loro, memungut upeti, melantik raja-raja bawahan (nai), memutuskan perkara.
·         Di bawahnya pejabat ini terdapat dato kemudian fukun dan yang terakhir rakyat. (Sejarah Daerah NTT,Dep.Dik.Bud, Jakarta, l988,hal.36-39).
  

5.  Kerajaan-kerajaan Yang Ada

   Di Nusa Tenggara Timur


Kerajaan-kerajaan di NTT adalah kerajaan-kerajaan kecil-kecil dilihat dari luas wilayah kekuasaannya, maupun jumlah penduduknya.. Kerajaan-kerajaan ini adalah kerajaan-kerajaan yang jauh sebelum masa penjajahan Portugis dan Belanda, telah ada yaitu :

  1. Kerajaan-Kerajaan Di Timor (Timor Loro Manu) Kerajaan-kerajaan yang ada antara lain adalah :
    • Kupang Helong, suatu federasi yang dibentuk  tahun 1917, yang disusun oleh kerajaan Amabi, Amabi OEfeto, Foenay, Kupang Helong, Sonbai Kecil dan TaEbenu dengan seorang raja terpilih. menjadi Kerajaan Kupang yang lebih besar.
    • Fatuleu,
    • Amarasi,
    • Amabi, terbentuk  pada tahun 1917 menjadi kerajaan Kupang yang lebih besar.
    • Amfoang, ( Amfoang Naikliu, Amfoang Timau) awalnmya disebut hanya Amfoang, tetapi kemudian pecah menjadi 2 cabang Amfoan Naikliu dan   Amfoan Timau. Raja dari Amfoang Naikliu memerintah hanya pada kota Naikliu dan beberapa desa.
    • Amanatun, kedaulatan kerajaan diganti pada tahun 1962. Istana Raja dipindahkan dari Nunkolo ke SoE pada tahun 1952.
    • Amanuban, Istana raja disebut disebut Sonaf Nai (istana Besar).
    • Molo, Pembentukan dari Netpala, Nunbena, dan Besiana
    • Insana,
    • Biboki,
    • Miomafo,
    • Ambenu,
    • Ambenu Kolabe, didirikan oleh orang-orang  yang melarikan diri dari Oecussi Ambeno.
    • Sonbai,
    • Wewiku,
    • Wehali,
    • Lamakuen,
    • Falluarsin,
    • Haitimuk,
    • Nenometan,
    • Lakekun,
    • Dirma,
    • Mandeu,
    • Harneno, 
    • Maukatar,
    • Flalaran,
    • Jenilu,
    • Silawan,
    • Lamaksenulu, kerajaan merdeka atau setengah merdeka. Kadang-kadang menjadi bagian dari ferderasi Belu.
    • Lidak,
    • Waitimu,
    • Makier.
    • Naitemu.
    • Netpala
    • Koto IX
    • Noimuti
    • Nunbena
    • Passi
    • Sutrana, daerah Selatan dari O’Ekusi Ambenu dengan sejarah yang saling berkaitan.
    • Taebenu
    • Tafnai
    • Takaip Ebbononi, bergabung dengan kerajaan Fatu Leu.
    • Takaip Thaiboko, bergabung dengan Fatu Leu.
    • Aiton
    • Bait.
    • Biboki,
    • Benu
    • Besiana
    • Dafalu
    • Fialarang, kerajaan merdeka atau setengah merdeka dan kadang-kadang dianggap menjadi bagian dari federasi  Belu
    • Foenay, yang terbentuk tahun 1917.
    • Gunung Mutis, bawahan kerajaan Molo
    • Harneno, Keturunan dari kerajaan Beboki.
    • Jenilu.
    • Kewar, kerajaan setengan merdeka dan nampaknya  berhubungan dengan Lamaknen.
    • Kusa
    • Laisolat
    • Lekekun
    • Mandeo, kerajaan mereka atau semi merdeka di Timor.
    • Manoletten
    • Manubait/Manbait;
    • Maukatar, kerajaan merderka atau setengah merdeka
    • Maumutin,
    • Passi;
    • Tohe;
    • Umaclaran;
    • Dafalu;
 2.Kerajaan-Kerajaan Di Alor PantarTerdapat kerajaan,
·         Alor,
·         Batulolong, kerajaan di Pulau Pantar, sebelah barat Pulau Alor.
·         Kui,
·         Kolana, bergabung dengan Pureman dan Erana di tahun 1932.
·         Mataru PoE, kerajaan  di Pulau Alor yang kemudian digabungkan oleh Belanda pada tahun 1932 menjadi kerajaan yang lebih besar.
·         Barnusa, kerajaan bagian barat dari Pulau Alor. Kekuasaan terpisah menjadi dua marga yaitu Baso dan Blegar.
·         Pandai,
·         Blagar, kerajaan  sebelah tenggara Pulau Pantar, arah barat Pulau Alor.
·         Pureman, yang kemudian oleh Belanda pada tahun 1917 digabung lagi ke  Erana pada tahun  dan tahun 1932 ke Kolana.
·         Kui,

  1. Kerajaan-Kerajaan Di Flores Timur : Terdapat kerajaan-kerajaan : Solor, yang dipisah menjadi Lamakera dan Lahayong sbb:
·         Lamaholot,
·         Lamakera, kerajaan di pulau Solor dibentuk setelaqh pemisahan kerajaan  Solor menjadi dua, Lahayong dan Lamakera.
·         Adonara,
·          Larantuka, kerajaan dengan luas 3330 km2 ditemukan tahun 1400,
·         Lohayong, Dibentuk dari pemisahan kerajaan Solor menjadi 2 kerajaan,
·         Trong.
·         Nggela
·         Tado
·         Labala , kerajaan di selatan  pulau Lomlen atau Lembata,
·         Lamahala, kerajaan di pulau Adonara. Lamahala digabung ke Larantuka pada tahun 1932.

  1. Kerajaan-Kerajaan Di Sika (Flores)Terdapat kerajaan,
·         Sikka dan Nita. Kerajaan seluas 4.377 km2 dengan penduduk 120.000 jiwa.

  1. Kerajaan-Kerajaan Di Ende (Flores)  : Kerajaan-kerajaan yang ada yakni: Kerajaan
·         Ende,
·         Ndona,
·         Lio,
·         Mbuli,
·         Tana Rea,
·         Nduri

  1. Kerajaan-Kerajaan Di Ngada (Flores):  Kerajaan-kerajaan yang ada yakni : Kerajaan,
·         Ngada,
·         Riung,
·         Nage Keo, dibentuk tahun 1919, oleh penggabungan Nange dan Keo.

  1. Kerajaan-Kerajaan Di Manggarai (Flores)  : Kerajaan-kerajaan yang ada yakni : Kerajaan,
·         Cebol,
·         Manggarai, kerajaan di Flores, berdiri tahun 1759. Dari 1762 s/d 1815 dan dari 1851 s/d 1907. Manggarai sebelumnya merupakan bagian dari Kesultanan Bima.
·         Todo,
·         KangaE, kerajaan di Flores.
·         Lise, sebuah kerajaan di Flores;
·         Mbuli kerajaan di Pulau Flores
·         Tana Kunu V kerajaan di Flores;
·         Turing, Kerajaan di Pulau Flores;
·         Wolijita, kerajaan di Pulau Flores
·         Tanah Riung, Kerajaan di Flores,

8.    Kerajaan-Kerajaan Di Sumba : Kerajaan-kerajaan yang ada yakni : Kerajaan,
·         Rendi Mangeli,
·         Melolo,
·         Tabundung,
·         Kanalang/kanatang,
·         Lewa Kambera,
·         Waijelu,
·         Masu Karera,
·         Laura,
·         Wijewa,
·         Kodi Belagar
·         Kodi Bengado
·         Kodi Besar
·         Lauli,
·         Laura
·         Memboro/ Membora,
·         Umbu Ratunggai,
·         Anakalang,
·         Wanokaka
·         Lamboja.
·         Napu.
·         Gaura
·         Kanbera
·         Kapundak, berada di Timur Pulau Sumba
·         Lakoka
·         Lawonda
·         Massu Karera
·         Manjili
·         Rende, Rendi
·         Umbu Ratu Nggay

  1. Kerajaan-Kerajaan Di Sabu : Kerajaan-kerajaan yang ada yakni : Kerajaan:
·         Mesara,
·         Seba,
·         Timu,
·         LiaE.
·         Menia,
·         Raijua

  1. Kerajaan-Kerajaan Di Rote
Kerajaan-kerajaan yang ada 19 kerajaan yakni sebuah federasi bentukan Belanda  dari tahun 1928 sampai tahun 1948, yang terdiri 19 Kerajaan yakni :
  • Ba’A, dibentuk tahun 1691
  • Dela, Dela melepaskan diri dari O’Enale dan didirikan pada tahun  1800-an.
  • O’Enale,
  • Dengka,
  • Lelain, Sebelum Lelain menjadi kerajaan terpisah sendiri tahun 1690, Lelain melepaskan diri dari Bokai.
  • Termanu,
  • Loleh, kerajaan yang sebelumnya dikuasai oleh Termanu tahun 1730
  • Korbafo,
  • Keka, Keka melepaskan diri dari  Termanu tahun 1772
  • TalaE,
  • Bokai, didirikan pada tahun 1756.
  • Lelenuk, Kerajaan yang melepaskan diri dari Termanu dan dibentuk  tahun 1772;
  • Diu, Terkadang dibawah kekuasaan Korbafo, didirikan pada tahun 1691.
  • Landu, Kerajaan yang paling tua dari 19 kelompok kerajaan di Rote;
  • Bilba,
  • Thie, Dari tahun  1720 sampai 1756, Manek dari Thie pergi bersama Manek/Raja dari Oepao, Loleh, Ba’A dan Lelain ke Jawa untuk mempelajari lebih lanjut agama Kristen
  • Ndao,
  • O’Epao, didirikan tahun 1691.
  • Ringgou-Didirikan tahun 1691
(Sumber : Sejarah Nusa Tenggara Timur dan Wikipedia-Google/Internet).
  
6.Hubungan Raja-raja Rote Perlawanan Terhadap Belanda,
Terjadi pada tahun l653

Akibat Perang Raja-Raja Rote Dengan Belanda Tahun 1681, 1000 tawanan orang Rote,  di buang ke Betawi (Jakarta), 1000 tawanan  dibuang ke Madagaskar.

Sejarahnya sebagai berikut :
Keunggulan Penjajah Bangsa Barat karena menguasai Maritim.
Sejarah kekalahan raja-raja di Jawa (Mataram) dialami juga oleh raja-raja di wilayah Nusa Tenggara Timur antara lain di Pulau Rote.
·         Hubungan raja-raja Pulau Roti/Rote dengan Belanda terjadi pada tahun l653 yaitu setelah 131 tahun,  Antonio Pigafetta, pelaut Portugis menemukan Pulau Rote pada tanggal 30 April 1522
·         Pada waktu itu terdapat 5 (lima) orang raja yang telah mengadakan hubungan. Hubungan ini akhirnya diperkuat dengan “Perjanjian Kontrak-Kontrak Dagang” sejak tahun l691, l700, dan 1756
·         Jumlah raja yang mula-mula 5 (lima) orang  pada tahun l690 menjadi 12 ( dua belas) orang dan pada tahun l756 menjadi 14 (empat belas) orang raja  dan tahun l800 menjadi l8 (delapan belas) orang.
·         Belanda mengirim tentaranya menyerang ke Rote untuk memerangi raja-raja yang tidak mau tunduk,  dan yang telah berhubungan dengan Portugis.
·         Pada tahun l654 Raja Landu, O’Epao, Ringgo dan Bilba diserang dan ditundukkan Belanda. Dengan mempergunakan kerajaan-kerajaan yang telah tunduk, tentara Belanda menyerang dan menghancurkan kerajaan Korbafo.

Pada tahun l660 kerajaan Lole ditundukkan dan pada tahun l681 Lole dan Termanu diserang dan sebagian besar penduduknya ditangkap sebagai budak dan, sejumlah 1000 orang budak di buang ke Batavia (Jakarta sekarang) dan mereka inilah melahirkan keturunan etnik Betawi sekarang ini).
Sedang 1000 tawanan lainnya di buang ke Madagaskar, yang antara lain menurunkan keturunan bangsa Madagaskar sekarang ini.
Disana orang buangan asal Pulau Rote ini terus mengembangkan alat musik tradisional asal pulau Rote yaitu “Sasando Rote””, yang kemudian dijadikan sebagai alat musik Madagaskar dengan sebutan lokalnya yakni “Valiha”
Jadi sejarah “Sasando Rote” dengan alat musik “Valiha” (Madagaskar) masih ada hubungan sejarahnya.

Selanjutnya sejarah perang VOC  dengan Kerajaan-kerajaan di pulau Rote terus berkembang  dan berlangsung.  
Namun demikian sebagai balasannya,  raja-raja Termanu, Dengka, O’Enale dan Korbafo melakukan penyerangan balasan  di Ba’A. Pusat kedudukan Belanda di Ba’A dibakar hingga musnah. Bahkan pada tahun l746 di Termanu seorang opperhoofd  Belanda J.A.Meulenbeek  beserta 12 ( dua belas) orang Belanda dan sembilan belas orang Mardijkers berhasil dibunuh. Hanya seorang yang lolos yakni Goust dan melarikan diri ke Kupang tanggal 23 Oktober l746.

Pada masa-masa, jauh sebelum pelaut Portugis (Antonio Pigafetta)  pada tahun l522 menemukan pantai nelayan tradisional  di Papela-Rote Timur (NTT) dan sebelum  terjadinya kontak dagang antara kerajaan- kerajaan di pulau Rote dengan VOC/Belanda, tahun l683, ternyata Masyarakat Adat Suku Rote/Roti telah munguasai dan memanfaatkan seluruh pulau-pulau kecil di tenggara wilayah perairan laut  Pulau Rote, yaitu Pulau Pasir (Ashmore Reef dan Cartier Reef-Scott Reef) sebagai ladang perikanannya. Bahkan  orang Rote telah lebih dahulu menemukan Benua Australia (sebelum tahun l400-an) dan disebut pulau “MAREGE” karena penghuninya semua berwarna kulit hitam pekat. Setelah Belanda menang perang, maka Pulau Rote termasuk semua pulau-pulau kecil lainnya hingga pulau Pasir dikuasai sepenuhnya oleh VOC/Belanda terhitung tahun 1683

Bagi nelayan yang hendak berlayar mencari hasil laut di sekitar pulau Pasir,  (Ashmore Reef) diwajibkan meminta Surat Izin Berlayar (atau Surat “Pas berlayar sesuai istilah lokal) dari pemerintah Belanda yang berkedudukan di Kupang-Timor. Hal ini untuk melindungi para nelayan tradisional asal pulau Rote, yang mungkin karena akibat sesuatu bencana alam (terbawa arus, atau angin topan atau keadaan yang tak terhindarkan), memasuki wilayah perairan Australia dapat dibantu seperlunya, karena mereka memiliki surat izin lengkap.
Pemberian surat izin ini berlaku hingga berakhirnya masa penjajahahn Belanda di Indonesia sekitar tahun 1945 – l950.
Semua hasil laut yang diperoleh para nelayan dari pulau Pasir, diwajibkan untuk membayar pajak retribusi  ke pada pemerintah Belanda.
Pada tahun l838 Belanda mengajukan permohonannya untuk mendirikan lojinya (perwakilan dagang) di Ba’A, ibu kota Pulau Rote.
Dari l8 kerajaan di Rote waktu itu, terdapat l7  kerajaan yang menyetujui dengan alasan, bahwa dengan adanya hubungan dagang dengan Belanda, mereka akan menambah kemakmuran rakyat, terutama dalam hal perdagangan kopra.(Sumber : Sejarah Daerah NTT, l978, hal.68-69

Pada tahun l838 Belanda mengajukan permohonannya untuk menderikan lojinya (perwakilan dagang) di Ba’A. Dari l8 kerajaan di Rote waktu itu, terdapat l7  kerajaan yang menyetujui dengan alasan, bahwa dengan adanya hubungan dagang dengan Belanda, mereka akan menambah kemakmuran rakyat, terutama dalam hal perdagangan kopra.
Sedang  kerajaan Dengka oleh wakilnya Mone Eli dan Mbau Eli menyatakan tidak setuju. Utusan Dengka berpidato sekuat tenaga dalam gedung pertemuan itu menjelaskan duduknya perkara untuk mendapatkan sokongan suara dari wakil-wakil kerajaan lain.
Sayang, meskipun pahlawan Dengka sudah panjang lebar menjelaskan kebusukan Belanda itu, tidak ada seorang wakil dari kerajaan lain yang menyokongnya.
Sebagai seorang pahlawan tentu saja hatinya remuk memikirkan nasib Rote pada hari kemudian kalau Belanda jadi mendirikan lojinya di Ba’A.

Tetapi bagaimana juga tidak seorangpun yang mau menyokongnya.
·         Mendengar ini tentu saja Belanda bertepuk tangan. Persatuan yang sudah kokoh kini pecah. Meskipun ada beberapa orang yang menasehatkan  kepadanya supaya dia turut menyetujui permohonan Belanda, supaya perang tidak usah terjadi. Terjadilah perpecahan antara mereka.
·         Tujuh belas kerajaan di satu pihak dan kerajaan Dengka sendiri di  pihak yang lain.
·         Wakil Dengka tidak gentar menghadapi lawan yang sangat banyak.
·         Pada bulan Januari l839 perang meletus.  Dengka dikepung.
Segala kerajaan mengirim laskarnya untuk mengepung Dengka.
Diantara laskar-laskar itu terdapat Saba Kolifai seorang panglima perang dari kerajaan Ringgou. Musuh begitu besar. Tetapi laskar Dengka tetap bertahan.
Mempertahankan kerajaannya karena mendapat serangan. Dan mendapat serangan karena mempertahankan pendapat.
  • Perang berlangsung terus dan korban berjatuhan. Karena musuh begitu banyak akhirnya Dengka kalah.
  • Pahlawan-pahlawan Dengka yang masih hidup dibagi-bagikan kepada 17 kerajaan musuhnya, di jadikan tawanan.
  • Tawanan ini digiring kekerajaan-kerajaan yang menang, diantaranya ke kerajaan Ringgou. Disana terdapat satu padang, tempat mereka ditempatkan,  yang hingga saat ini padang tersebut dinamakan  “Dekamon” yang artinya “Padang Dengka.” (Gyanto, l958, hal.85-86).
Bersama-sama dengan terbentuknya kerajaan Thie ini maka dimana-mana diseluruh Pulau Rote terbentuk kerajaan-kerajaan yang lain. Kerajaannya kecil-kecil dan jumlahnya banyak sekali. Kemudian terjadi peperangan terus-menerus antara kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain sehingga akhirnya kerajaan yang banyak itu berjumlah 19 (sembilan belas) kerajaan dan masing-masing kerajaan dikepalai oleh seorang raja (mane atau manek)  artinya ‘jantan’.Kerajaan-kerajaan ini oleh orang-orang Rote disebut  “Nusak” sedangkan sebutan Raja, dinamakan “Mane / Manek”(jantan).

Dari nama-nama di atas nampak betapa banyaknya kerajaan-kerajaan kecil yang ada dan berkembang di wilayah Nusa Tenggara Timur pada waktu itu.
·         Kerajaan kecil-kecil ini berdiri sendiri,
·         Pada umumnya hampir tidak mempunyai hubungan dengan kerajaan-kerajaan yang lain,
·         Kecuali beberapa kerajaan terdekat.
Diantara kerajaan-kerajaan ini sering terjadi,
·         perselisihan ataupun,
·         pertempuran.
·         Pada umumnya adalah karena persoalan wilayah perbatasan.
Memang timbulnya kerajaan-kerajaan kecil ini tidak terlepas dari politik Belanda. Belanda justru memupuk  subur timbulnya kerajaan-kerajaan kecil ini demi kepentingan politik kolonialnya.

Aktifitas kerajaan-kerajaan kecil tersebut yang diketahui namanya misalnya:
  1. Raja Amfoang adalah Moloh Manok dan Sanu Manoh ;
  2. Raja Kupang yakni Manas Dian Sobe Sonbai II raja Sonbai (Kauniki); 
  3. Di Sumba Raja Taimanu yakni Ambir Gaba,
  4. Raja Kanbera yakni Ambir Tana,
  5. Raja Kadambu, Ambir Siwa, 
  6. Raja Mangili; Ambir Mangan,
  7. Di daerah Lamaholot: ...
  8. Raja Lohayong yakni Kadir.Suko dan Kaloke,
  9. Raja Lamakera yakni Keneng Hala dan Libu,
  10. Raja Larantuka : Don Gaspar,
  11. Raja Amahala yakni Adie, Pehang,
  12. Raja Adonara : Arkiang Kamba,
  13. Raja Terong: Patieng Belo.
  14. Raja Ende yakni: Baba Pande, Baba Kamapo, Baba Kalaro Dando, Pera Ringgo, Loc Lusu ,
  15. Raja Riung, Sila Pua Petor,
  16. Raja Nita: Don Salipi dan Silva,
  17. Raja Kolanan:  Mautuka,
  18. Raja Puriamon:  Malaekari,
  19. Raja Bernusa:  Kulieman,
  20. Raja Alor:  Tulimao,
  21. Raja Pandai:  Benhoekoe,
  22. Raja Belagar: Salama,
  23. Raja Kui : Go Amahalat,
  24. Raja Batu Lolong :  Kamusi,
  25. Raja Tana Ria yakni Kaka Dupa,
  26. Raja Ndona yakni Baki Bani,
  27. Raja Mbuli: Ren Wadki,
  28. Raja Lise: Pius Rasi Wangge.
 Raja-raja dan Kerajaan-kerajaan diatas praktis hampir hanya diketahui namanya, sedangkan aktifitasnya agak sulit diketahui, kecuali beberapa hal yang menyangkut hubungan dengan Belanda.
Setelah berkuasanya pemerintahan Belanda, di Nusa Tenggara Timur pada waktu itu, organisasi pemerintahannya dikenal dengan sebutan : “Keresidenan Timor dan DaerahTakluknya (Residentie Timoren Onderhoorigheden)” yang meliputi Pulau Timor, Sumba, Flores, Sumbawa, Rote, Sabu, Alor Pantar, Solor, Lomlen, Adonara.

Daerah Keresidenan ini terdiri dari 3 (tiga) afdeling yakni ,
·         Afdeling Timor dan pulau-pulaunya,
·         Afdeling Bima-Sumbawa dan
·         Afdeling Flores.
Di bawah afdeling terdapat onderafdeling  sebanyak 15 (lima belas) buah dan dibawah onderafdeling inilah terdapat pemeritahan raja-raja yang disebut “Landshap.”

7.Keadaan Kerajaan-Kerajaan
Di NTT Pada Periode l900 - l942.

Kerajaan-kerajaan yang ada di NTT pada masa sesudah tahun l900.

Pada umumnya telah berubah status menjadi swapraja.
Adapun swapraja-swapraja di Timor antara lain adalah:
A.  Swapraja Kupang:
Swapraja Kupang dibentuk tahun l917 yang terdiri dari bagian-bagian yang oleh Belanda dahulu diakui sebagai raja-raja kecil, yang kemudian diturunkan statusnya menjadi fetor (wakil raja). Swapraja Kupang terdiri dari enam kefetoran yakni: Semau, Sonbait Kecil, Tabenu, Anabi, oEfeto, Babau.

B.  Swapraja Amarasi:
Swapraja Amarasi terdiri dari tiga kefetoran yakni: Baun, oEkabiti, dan Buraen.

C.  Swapraja Fatuleu :
Swapraja Fatuleu terdiri dari empat kefetoran yakni: Manbait, Takaep, Tefnai, Kauniki. Kefetoran-kefetoran tersebut dibentuk tahun l913. Dahulunya merupakan kerajaan kecil-kecil yang berdiri sendiri. Raja swapraja Fatuleu pada waktu itu Thaiboko. Pada tahun l931 kemudian dirangkap oleh raja Kupang berturut-turut Nikolas Nisnoni, kemudian Alfons Nisnoni dan terakhir Hans Nisnoni (A.D.M.Parera, l971, hal.169).

D.  Swapraja Amfoang:
Perintis kerajaan Amfoang adalah Foan Leu, Benn Leu,.
·         Pada tahun l909 Amfoang-Sorbian dan Amfoang-Timau dipersatukan kembali. Raja Baki Mano dan Amfoang Timau dan Willem Tafin Talnoi dari Amfoang Naikliu menandatangani “korte verklaring” dengan Belanda.
·         Pada tahun l9l0 Baki Mano meninggal dan tahun l912, W.J.Talnoni dijadikan raja seluruh Amfoang.
·         Tahun l925 ia digantikan Mutis Oilnait dan tahun l930 rajanya adalah Willem Oil A.Manit.
Amfoang memiliki enam kefetoran yakni :  Masu, Lelogama, Leloboko, Biofa, Hanuk, dan Naikliu.

E.   Swapraja Molo :
  • Swapraja Molo terdiri dari  kefetoran: Mutis, Numbena, Metpala, Bejeli I dan Bejeli II.
  •  Swapraja Molo berdiri tahun l915 dibawah Raja W.F.H.O’Ematan.

F.    Swapraja Amanuban
Swapraja ini diakui Belanda tahun l907 yang terdiri dari kefetoran NoEbunu, NoEliu, dan NoEbefa. Swapraja ini dibawah kekuasaan keluarga Nope.

G.   Swapraja Amanatun.
Swapraja Amanatun terdiri dari empat kefetoran yakni NoEbeno, NoEbana, NoEmanumati, NoEbokong.  Di bawah kekuasaan keluarga Banunaek

H.   Swapraja Miomafo
Swapraja ini terdiri dari delapan kefetoran yakni: Nailtoko, Ablal, Naiktimun, Bekami, Tunbaba, Nilulat, Mananas, dan NoEmuti, dahulunya  termasuk wilayah Portugis, pada tahun l906 baru dimasukkan swapraja Miomafo.

I Swapraja Bioboki :Swapraja Bioboki terdiri dari kefetoran Ustelu, oElasi, Bukefan,Taitoh, Harneno.

J.Swapraja Insana
Swapraja Insana terdiri dari kefetoran oElolok, Ainan, Subun, Maubesi, dan Tafinesu. Di daerah Tetun/Belu. Belanda mengakui 20 (dua puluh) swapraja yakni: Wehali, Wewiku, Fatuaruin, Hatimuk, Nenometan, Lakekun, Dirma, Mandan, Insana, Biboki, Herneno, Maukalar, Fialaran, Yenitu, Silawan, Naitimu, Lidok, Lamaknen, Malui, Lamaksenulu. Namun  kemudian mengalami beberapa perubahan.
Pada tahun l9l0 Nonometan dimasukkan swapraja Amanatun, tahun l913 Lidah dan Yenitu disatukan dalam swapraja Yenitu dibawah raja Josep da Costa.
Pada tahun l9l5 Insana dan Biboki dipersatukan dari wilayah Belu, masuk wilayah Timor Tengah Utara, sedang Herneno dijadikan distrik di bawah swapraja Biboki. Tahun l9l6 dibentuk swapraja Malaka yang terdiri dari distrik Wewiku, Fatuarun, Haitimuk, Lakekun, Dirma, Mandeu, swapraja  Tasifeto terdiri dari distrik Fialaran, Lamaknen, Mahir, Lamasenulu, Silawan, Lidah tahun l9l6 di Belu dan 20 (dua puluh) swapraja berubah hanya menjadi 2 (dua) swapraja.
Bahkan pada tahun l924 dua swapraja tersebut disatukan menjadi swapraja Belu yang diperintah oleh Maronak van Seran Nahak dengan membawahi 37 (tiga puluh tujuh) distrik.

K. Di Rote

8.Nama-nama Kerajaan Dan RAJA-Raja Terakhir
Sebelum Kemerdekaan Republik  Indonesia 1945
Di Pulau Rote-Ndao

Kerajaan-kerajaan atau Nusak di Rote sebelum sistem swapraja dihapus (l958), dapat disebutkan disini, demikian pula nama raja-raja terakhir dari masing-masing kerajaan di Pulau Rote, serta ibu kota kerajaannya  adalah :

KERAJAAN               NAMA RAJA     IBU KOTA

  1. Tala’E                   M.Saudale,             Seda
  2. Keka                    Th.Malelak,            Sotihu
  3. Bokai                    M..Dope,                 Nusakdale
  4. Lelenuk                J.S.Daik,                 KakaEk
  5. Diu                        S.Ch.Manafe,         O’ebau
  6. Bilba / Beluba:     M.Lenggu,              O’eboka
  7. O’epao                  J.Sjioen,                  Batu’idu
  8. Ringgou               N.Daud,                  E’ahun
  9. Landu                  J.M.W.Johanis       Daeurendale
  10. Korbafo              Ch.P.Manubulu     Sua/Ulafulihaa
  11. Termanu              E.J.I. Amalo,         Feopopi
  12. Ba’a                      I.D.Pandie,            Menggelama
  13.  Lelain                   S.J.Besie,               O’esamboka
  14.  Thie                      J.A.Messakh,         O’ebafok
  15.  Dengka                Ch.H. Tungga,       O’elaba
  16.  O’enale                H.H.Lenggu,          Boamon
  17.  Dela                      A.Ndoen,                Nemberala
  18.  Loleh                    S.P.J. Dillak,         Danolain
  19.  Ndao                     F.Baoen,                Lendeiki

Kemudian kerajaan-kerajaan kecil ini digabungkan dalam delapan swapraja saja, bahkan pada tahun l928 dijadikan satu swapraja saja yakni swapraja “ Rote” yang diperintah oleh Raja  YoEL Simon Kedoh, dengan gelar “Raja Rote”, yang berasal dari Kerajaan Ringgou, berkedudukan di Ba’a ibu kota pulau Rote.

L.Di Sabu
Di pulau Sabu terdapat kerajaan Seba, Mesara, Timu, LiaE dan Raijua. Pada tahun l9l8 kerajaan kecil ini disatukan dalam satu swapraja Sabu diperintah oleh raja S.Th.Djawa.

M. Di Sumba
Di Sumba terdapat swapraja-swapraja Kanatang, Lewa-Kanbera, Takundung, Mololo, Rendi Mangili, Waijetu, Masukarera, Laura, Waijiwa, Kodi Lauli, Memboro, Umbu Ratunggay, Anakalang, Wanokaka, Lambaja.

N. Di Flores.
Di Flores terdapat swapraja Ende, Lio, Larantuka, Adonara, Sikka, Ngada, Riung, Nage Keo, Manggarai.

O. Di Alor Pantar  
Di Alor terdapat swapraja Alor, Barnusa, Pantar, Matahari Naik, Kolana, Batulolong, Pureman.
Pada masa ini kerajaan-kerajaan di Nusa Tenggara Timur telah kehilangan kedaulatannya, sehingga nasibnya banyak ditentukan oleh Belanda. Perubahan-perubahan dilakukan oleh Belanda, tanpa memperhitungkan kedaulatan raja-raja.
Penulis : Srs.Simon Arnold Julian Jacob


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.